Sudahkah Hidup di hari ini?

Hidup adalah kumpulan kesempatan yang akan menjadi modal utama bagi diri kita untuk menghasilkan amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Kesadaran kita bahwa hidup ini adalah kesempatan yang tidak akan kembali, mau tidak mau membuat kita harus menjadi manusia yang hidup di hari ini dan tidak terbelenggu dengan kehidupan kemarin. Kemarin itu sudah mati dan yang masih hidup adalah hari ini.

Masa lalu biarlah menjadi masa lalu yang memberi banyak pengalaman pada diri kita, tapi jangan dijadikan alasan yang membuat kita tidak bergerak di hari ini. Lalu di balik kesadaran itu, mengapa kita sering mengalami kegagalan walaupun hidup di hari ini? Salah satu jawabannya adalah karena kita masih memelihara pemikiran dan keyakinan bahwa kita telah mengalami masa lalu yang gagal. Kita hidup hari ini, hari ini dan terus hari ini sampai kita bertemu dengan kematian Diri kita. Seharusnya kita selalu tersenyum dan jangan menjadi manusia masa lalu. Jadilah manusia hari ini yang sudah siap dengan rencana yang matang. Jangan pula menjadi manusia hari esok, karena esok itu masih menjadi sebuah misteri bagi kehidupan kita.

Ibarat para pemain bulu tangkis yang sedang berlomba, angka yang diperolehnya bertahap satu angka satu angka. Jika ia ingin mencapai angka dua puluh, maka poin yang dikumpulkan selalu angka satu yang ditambahkan pada poin yang sudah diraih. Artinya untuk bergerak, kita tidak selalu melulu harus langsung dua puluh, tapi mulailah dari angka yang paling kecil yang terus dipupuk satu demi satu. Dalilnya pun jelas, bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung, siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah orang yang rugi dan siapa yang hari ini kurang baik dari hari kemarin, maka dialah orang yang celaka. (Al Hadis).”

Copyright © 2024 Perkumpulan LSM UMMI MAKTUM VOICE
Skip to content