Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Alquran Braille

Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Alquran Braille

Lembaga sosial Ummi Maktum Voice yang diketuai oleh pak Entang Kurniawan bersama para Ahli, mentor dan juga aktivis berkomitmen berantas buta huruf Al-Qur’an braille dengan
mengadakan kegiatan Seminar dan Lokakarya bertajuk “program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an braille” di Aula kantor Ummi Maktum Voice jalan Pasir salam 31 A, Bandung, yang diisi
oleh 4 narasumber yakni Yayat Rukhiyat S.pd perancang modul, Kyai Haji Aan Zuhana, DR. Ahmad Nawawi Dosen Pendidikan Luar Biasa UPI Bandung, dan Ridwan Efendi M.Ag Anggota team tasih Alquran Braille Lajnah Depag Ri.

Dalam acara tersebut, masyallah, terlihat seluruh tamu undangan betapa antusias, bersemangat, senyum nun bahagia terpancarkan, tidak ada kerutan kecewa
serta kelelahan, mereka datang yang tidak hanya dari Bandung saja, ada dari Garut, Bekasi, Indramayu, Bogor, Tasik Malaya, Ciamis, juga Kuningan.

Kegiatan bertajuk “program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an braille” dimaksudkan untuk mensosialisasikan metode-metode supaya mempermudah, agar tidak
absurd, membaca Al-Qur’an braille-nya yang dituangkan ke dalam berupa modul, ditujukan bagi para pemula, dengan target 10 pertemuan.

Yayat Rukhiyat mengungkapkan, buta huruf Al-Qur’an braille di Indonesia sangatlah memprihatinkan, kebanyakan yang tidak bisa membaca Al-Qur’an braille
adalah para orang tua, lebih mirisnya ternyata guru-guru agama pun tidak bisa membaca Al-Qur’an braille, padahal keseharinya mereka mengajar. Memang, di
lapangan ada beberapa kendala salah satunya karena faktor umur itu, dan ketika di Pangandaran, ada tukang beusek kalapa (buruh membuka kelapa) kesulitan
membacanya, lantaran sudah terbiasa menyentuh permukaan kelapa yang kasar. Kendati demikian dengan modul ini ternyata banyak sekali yang cepat mempelajarinya,
yang seharusnya 10 pertemuan, ternyata 5 atau 4 pertemuan saja, akan tetapi memang tidak bisa dipungkiri metode lewat modul ini perlu bimbingan tambahan dari keluarga.

Modul ini diharapkan akan dapat memecahkan masalah kebutaan pada membaca Al-Qur’an braille, agar bisa diimplementasikan dengan penghayatannya,
lalu diajarkan, sehingga akan terus bersinergi. Seperti kata Kyai Haji Aan Zuhana, sekalipun kita ditakdirkan sebagai tunanetra, akan tetapi tetap Allah
SWT mewajibkan untuk membaca–mencari ilmu, apalagi sekarang sudah terang-benderang, semakin merajarelanya, orang-orang yang membodohi
, jangan mencampurkanadukan politik dan agama, padahal islam mengajarkan kita segala sesuatu, apa yang kita lakukan, apapun itu, tidak boleh lepas dari
agama. Maka dengan adanya modul ini mari kita pergunakan semaksimal mungkin, demi kehidupan dunia-akhirat.

Skip to content