KISAH TUNANETRA – WASPADA DEMAM TINGGI !!!

KISAH TUNANETRA – WASPADA DEMAM TINGGI !!!

Waspada Demam Tinggi !!!

Assalammualaikum sahabat UMV..
Hari ini kita akan membahas tentang story atau kisah dari salah satu teman Insan Tunanetra yang bernama Bapak H. Trio Agus Kusmawanto. Beliau adalah seorang pengajar Al-Quran Braille pada Pembinaan Al-Quran Braille yang diadakan di kantor LSM Ummi Maktum Voice. Pria kelahiran Bandung 12 Agustus 1983 ini, mengalami ketunanetraan sejak usianya menginjak 10 tahun tepat di kelas 4 Sekolah Dasar. Namun, sebelum kita membahas lebih jauh tentang bagaimana seorang Pak Trio bisa mengalami ketunanetraannya. Kita akan mengenal lebih dulu faktor-faktor penyebab ketunanetraan itu terjadi.

Beragam faktor yang dapat menjadi penyebab dari ketunanetraan seseorang, diantaranya :

  1. Katarak : Katarak adalah keburaman atau kekeruhan pada lensa mata. Pada awalnya, seseorang mungkin tidak mengalami gangguan penglihatan yang serius dan bisa dikoreksi dengan kacamata atau sinar yang terang untuk membantu melihat.
  2. Retinopati Diabetes : Retinopati Diabetes merupakan salah satu komplikasi dari Diabetes. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah pada retina.
  3. Glaukoma : Glaukoma merupakan penyakit kerusakan saraf optik yang disebabkan oleh peningkatan tekanan bola mata.
  4. Degenerasi Makula (AMD) : Degenerasi Makula (AMD) merupakan gangguan penglihatan yang ditemukan pada orang berusia lanjut terjadi pada usia 50 tahun ke atas.
  5. Kekeruhan Kornea : Adalah kekeruhan pada kornea yg disebabkan oleh infeksi.

Akibat Demam

Diatas adalah beberapa faktor penyebab ketunanetraan/kebutaan yang bisa saja terjadi pada siapa pun dan kapan pun. Melihat dari berbagai faktor penyebab ketunanetraan itu sendiri, kondisi ketunanetraan yang terjadi pada Pak Trio berawal dari demam tinggi yang beliau rasakan pada usia 10 tahun. Seorang pengajar Al-Quran Braille ini bercerita bahwa pada usianya yang menginjak 10 tahun, beliau mengalami demam tinggi sehingga perlu adanya tindakan medis. Menjalani pengobatan layaknya pasien pada umumnya, ternyata ada indikasi obat yang menyebabkan demam nya bertambah tinggi. Ini menyebabkan terganggunya saluran pernafasan dan saluran kemih serta kondisi kulit yang terbakar/melepuh. Selain itu, ternyata karena intervensi dan efek samping dari obat yang beliau minum, juga menyebabkan keluarnya nanah serta darah dari hidung dan mulut. Kondisi seperti ini membuat beliau terpaksa harus dibalut perban pada area tubuh tertentu untuk meminimalisir terjadinya infeksi pada kulit yang melepuh.

Hari demi hari dilewati oleh Trio kecil saat itu, untuk bisa kembali sehat seperti sebelumnya. Karena penasaran, beliau berkeinginan untuk melihat seperti apa kondisi kulit nya. Terkejut bukan main saat beliau menatap sebuah cermin, terpampang jelas kondisinya saat itu dengan keadaan kulit wajah seperti bekas luka bakar. Seolah tak sanggup melihat kondisi tubuhnya saat itu, Trio kecil berusaha untuk tetap semangat dalam kesembuhannya. Meskipun banyak terlontar kata-kata ataupun kalimat-kalimat yang mengungkapkan bahwa dirinya tak akan selamat pada saat itu.

Gelap Gulita Saat Membuka Mata

Dalam situasi seperti itu doa serta ikhtiar selalu dilakukan oleh orang tuanya untuk mengupayakan kesembuhan beliau. Lambat laun kondisi tubuhnya mulai stabil dan berangsur membaik. Namun, siapa sangka justru kondisi penglihatannya sedikit demi sedikit menurun. Hingga pada suatu hari beliau terbangun dari tidurnya, hanya nampak warna gelap. Terkejut bukan main, kondisi ini membuat indera penglihatannya justru tidak dapat berfungsi lagi. Sehingga orang tuanya memutuskan untuk memindahkan beliau dari Sekolah Umum tempat beliau belajar sebelumnya ke salah satu Sekolah Luar Biasa di kota Bandung.

Semangat yang begitu gigih dalam dirinya untuk terus belajar meski tanpa cahaya, menghantarkan beliau kepada peluang-peluang dan kesempatan yang terbuka lebar. Seorang laki-laki yang berusia 40 tahun ini menegaskan bahwa setiap orang dapat mengalami kondisi ketunanetraan dimana pun, kapan pun dan karena faktor apapun. Maka bagi orang-orang yang saat ini masih dapat melihat indahnya cahaya dan warna-warni dunia, patut bersyukur atas nikmat mata yang sehat. Bersyukur untuk setiap nikmat yang telah Allah limpahkan dan bersabar atas segala ujian yang Allah berikan. Karena tidak ada sesuatu yang pernah abadi di dunia ini yang dapat dibawa mati kecuali amalan jariyah, ilmu bermanfaat dan doa anak sholeh.

Kegigihannya dalam menuntut ilmu dan belajar Al-Quran Braille, membawa beliau kelangkah kebaikan untuk berbagi ilmu pada Insan Tunanetra lainnya. Menjadi seorang pengajar Al-Quran Braille di LSM Ummi Maktum Voice dan dapat membantu teman-teman Insan Tunanetra belajar Al-Quran Braille, membuatnya merasa bersyukur atas nikmat kesempatan yang Allah berikan.

Belajar Arti Bersyukur

Menyimak kisah Pak Trio, menyadarkan kita bahwa dalam setiap cobaan dan ujian yang Allah berikan terdapat banyak nikmat di dalamnya. Kita juga dapat belajar bahwa kondisi ketunanetraan dapat disebabkan oleh banyak faktor tak terkecuali seperti pengalaman pak Trio. Semoga kita semakin bersyukur atas nikmat penglihatan yang kita rasakan. Dengan mata ini kita dapat dengan mudah menatap indahnya dunia, namun bagi Insan Tunanetra jari jemarinyalah yang menjadi jendela dunia. Melalui jarinya jemarinya mereka meraba setiap ayat yang ada di dalam Al-Quran Braille untuk selanjutnya mereka baca. Karena mereka tahu, Al-Quran adalah penerang, Al-Quran adalah cahaya dan Al-Quran adalah sebaik-baiknya bacaan yang menjadi kalam kehidupan. Cukuplah Tunanetra di dunia, namun tidak di akhirat.

LSM Ummi Maktum Voice
Membuka Mata Hati Menghadirkan Al-Quran Didalam Hati

Konfirmasi Wakaf

Informasi Lengkap

Website : umv.or.id

Telepon : (022) 522 8552

WhatsApp : 0811 911 0800

FaceBook

Instagram

YouTube

Tik Tok

Skip to content