hikmah dari menghafal Alquran

Alquran diturunkan dengan penuh berkah, AlQur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari AlQur’an dan mengajarkannya. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari AlQur’an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari).

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al Qur’an) dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fathir: 29-30)

Dari penjelasan di atas maka, jelaslah, bahwasannya orang-orang yang menjadikan kitab Alquran sebagai sahabat terdekat yang selalu bersama-sama setiap detik di kehidupannya, melalui pempacaan, penghafalan dan sampai pada pengamalan setiap isi dalam kandungannnya, maka pantaslah dia memperoleh apa yang telah dijanjikan Allah baginya.

Tak banyak kiranya orang yang kita jumpai sebagai sosok penghafal alquran, dan adapun mereka adalah orang-orang yang senantiasa menjaga dirinya dari lingkungan yang akan merusak hafalan dari Alquran tersebut.

 

Siapa sangka penulis akan bertemu dengan seseorang yang akan jadi inspirator Hafiz alquran bagi sahabat-sahabat semua, khususnya para pengaju dan penerima program pemberantasan buta huruf alquran Braille Lsm Ummi Maktum Voioce.

Dari sosok sederhana namun penuh karisma inilah cerita mengharukan ini penulis dapatkan. Dari Ikhwan saleh inilah kita akan membuka hati kita tentang sebuah perjuangan yang berakhir dengan wujud pengabdian yang tulus karena Allah Subhanahuata’ala.

Ikhwan saleh ini bernama lengkap Muhammad Hafiz Jifari. Sebuah nama yang indah dan ternyata, nama inilah yang memang menggambarkan sosok beliau sebenarnya. Tak pernah mengenyam sedetikpun bangku pendidikan formal sebagaimana anak-anak seusianya,

Kerusakan pada syaraf kedua mata yang telah dialaminya sejak lahir, membuat pemuda kelahiran 8 Oktober 23 tahun lalu ini harus pasrah menjadi teman setia bundanya yang tingggal dalam sebuah rumah sederhana bersama ke-enam saudaranya yang lain.

Sisi mengharukan dari sahabat kita ini saat dia menceritakan bahwa sang Ayah memutuskan meninggalkan Bunda karena tak dapat menerima keberadaannya sebagai anak penyandang tunanetra.

Beruntung lah pemuda ini, meski hanya tumbuh di bawah asuhan sang bunda dan kakak-kakaknya, dan selalu mendapat dukungan positif dari sahabat-sehabatnya, dia tumbuh jadi seorang pemuda yang sangat baik dan tekun.

Hingga di awal tahun 2003 Allah memberi sebuah kado indah dalam hidupnya. Saat seorang kenalan dekat akan pergi merantau, dia mendapatkan sebuah kenang-kenangan berupa sebuah kaset murotal juz 30. Sejak itu diputarnya dan didengarkannya kaset itu setiap hari di dalam kamarnya yang sederhana.

Tak pernah bosan diapun mencoba menghafalkan surat demi surat dalam kaset tersebut, hingga dalam waktu singkat, semua surat dalam juz 30 yang hanya didengar melalui kaset itu telah dihafalnya.

Subhanallah, Hafiz mulai melantunkan surat-surat pendek itu setiap hari dalam rumahnya. Hingga para saudara, sahabatnyapun mengapresiasi ketekunannya itu dengan memberikan kaset-kaset murotal lainnya dari juz 1 sampai juz 29 pada Hafiz yang tekun.

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah, di penghujung tahun 2005 Hafiz mampu menghafalkan semua surat dalam 30 juz Alquran dengan tartil.

Sejak saat itu Pemuda dengan senyum ramah ini selalu diajak sahabat-sahabatnya untuk menghadiri taklim di daerah tinggalnya di Kamppung Ambon RT 09 RW 03 kelurahan Kayuputih  kecamatan Pulo Jadung Rawamangun Jakarta Timur.

Tak cukup sampai di sana, Allah kembali menghadiahkan padanya sebuah kesempatan untuk menjadi tamu istimewaNya pada Hafiz melewati seseorang yang takjub pada ketekunan dia dalam menghafalkan Alquran meski tak pernah melihat huruf-hurufnya seperti kebanyakan penghafal lainnya.

Tahun 2006 Hafiz berkesempatan melaksanakan rukun Islamnya yang ke-lima yakni melaksanakan ibadah haji. Selain itu, diapun berkesempatan mengajak serta ibunda tercinta untuk menerima undangan dari Allah Subhanahuata’ala tersebut, berkat perjuangan kerasnya selama ini.

Rasa syukur selalu dia panjatkan atas segala berkah yang telah diterimanya bahkan telah mewujudkan impiannya untuk berbakti pada Ibunda tercinta.

Saat ini Hafiz tengah menjalani program pendidikan dasar di PSBN Cahaya Batin Jakarta. Dia selalu ditunjuk untuk menjadi pembaca Ayat suci alquran dalam setiap kesempatan di sekolahnya. Tak hanya itu, teman-teman sesama siswa di PSBN itupun mendapat motifasi yang banyak dari sosok ikhwan saleh ini.

Teruslah berkaria Sahabat kami Hafiz!

Semoga kami khususnya yang belum menghafalkan ayat-ayat Alquran, dapat mencontoh semangatmu. Meskipun kami tak mampu mencontoh ketekunanmu, seluruhnya, namun insya Allah tak ada kata terlambat bukan? Dan marilah kita memulai salah satu amalan indah menghafal Alquran ini!

Alangkah indahnya hidup kita, bila kita tidak hanya sekedar bisa membaca Al Quran, tetapi juga menghafalnya dan mengamalkannya. Banyak hadits Rasulullah SAW yang mendorong untuk menghafal Al Qur’an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari

kitab Allah Swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh (HR. Tirmidzi)

Skip to content